Home Tanpa Modal Having Bitcoin: Bongkar dan Cari Tau Seluk Beluknya di Mari Bro

Having Bitcoin: Bongkar dan Cari Tau Seluk Beluknya di Mari Bro

by Duwita Oktaviani

Salah satu tujuan investasi adalah untuk mencapai kebebasan finansial bagi pelakunya di masa mendatang. Dengan begitu, si investor tidak perlu risau akan cara pemenuhan kebutuhan meski tidak lagi aktif bekerja. Pasalnya, nilai aset dan kekayaan yang dimiliki sudah lebih dari cukup guna menyokong hidup. Ada banyak ragam instrumen investasi yang direkomendasikan, mulai dari saham, emas, properti, obligasi, reksa dana, hingga cryptocurrency. 

Apa yang telah Anda miliki dari semua jenis instrumen di atas? Semua instrumen memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Namun, buat Anda yang ingin mendapatkan return tinggi dalam waktu singkat, menginvestasikan sedikit penghasilan pada instrumen cryptocurrency—mata uang Kripto—adalah yang paling tepat.

Kripto, khususnya Bitcoin (BTC), adalah pilihan terpopuler para investor saat ini. Sebagai salah satu mata uang virtual yang diperdagangkan di Indonesia, transaksi jual beli aset Bitcoin adalah yang teratas tiap tahunnya. Pertumbuhan nilai aset Kripto ini tentu didukung oleh banyak faktor. Salah satunya adalah pengaturan default dari aset elektronik ciptaan Satoshi Nakamoto sendiri, yaitu halving Bitcoin. 

Baca juga: Ethereum vs Bitcoin, Mana Yang Bisa Bikin Kamu Kaya?

Tentang Halving Bitcoin


Sesuai dengan makna istilah “halving” yaitu separuh atau membagi dua, pengaturan halving Bitcoin (disebut juga halvening) adalah masa dimana imbalan para penambang BTC akan berkurang sebanyak 50% dari tiap 210.000 blok yang telah berhasil ditambang, atau sekitar empat tahun sekali.

Untuk diketahui, jumlah maksimal Bitcoin yang beredar dan dapat ditambang oleh penggiat Kripto hanya 210 ribu koin saja. Setelahnya, sistem protokol BTC akan melepaskan koin baru ke pasar. 

Nah, dengan tujuan menjaga stabilitas tingkat inflasi, skema halving pun dilakukan. Dengan kata lain, halvening adalah untuk menekan laju penambahan koin baru dan mengurangi pasokan sehingga mendorong pertumbuhan BTC secara berkesinambungan.

Akibatnya, nilai BTC cenderung meroket karena suplai Bitcoin berkurang sedangkan permintaan meningkat. Pada kesimpulannya, periode halving adalah sebuah momen yang wajib ditunggu oleh pemain cryptocurrency, baik pemula maupun berpengalaman.

Baca juga: Pasti Aman, Simpen Koin Kamu Di 6 Platform Wallet Bitcoin Ini!

Harga Bitcoin pada Momen Halving, Pertama hingga Ketiga

Berdasarkan catatan, periode halving telah terjadi sebanyak tiga kali yaitu, tahun 2012, 2016, dan 2020. Berikut penjelasan lengkapnya.

a. Block 0

Seperti yang diketahui bersama bahwa Bitcoin baru mulai diedarkan secara luas sejak 12 tahun lalu, tepatnya 3 Januari 2009, oleh sang penemu—Satoshi Nakamoto. Masa ini disebut juga dengan masa Pre-halving, Genesis Block atau Block 0. 

Saat itu, imbalan bagi para miner dipatok pada angka 50 BTC per blok. Nilai reward yang tergolong besar ini sejatinya tidak terlalu berimbas pada penambang. Pasalnya, BTC belum memiliki nilai moneter pada masa Genesis Block ini sehingga penambang tidak akan memperoleh keuntungan ekonomi apa pun. 

Namun, keadaan ini berubah setelah kemunculan sebuah website  jual beli Bitcoin pada 17 Maret 2010, beralamatkan BitcoinMarket.com. Popularitas BTC menjadi menggila sejak adanya platform tersebut. Imbasnya, harga aset BTC pun meningkat hingga mencapai 12 dolar Amerika sebagai nilai puncaknya.

Tidak hanya itu penambang-penambang baru pun mulai bermunculan hingga akhirnya mampu menghabiskan setengah (atau sekitar 50%) dari persediaan Bitcoin di pasar. Fenomena ini bahkan terjadi sebelum datangnya periode halvening BTC di tahun 2012.

b. Halving Pertama

Halving Bitcoin pertama kali terjadi pada November 2012 lalu. Pada masa itu, penambang hanya mendapatkan reward separuh dari periode Genesis Block, yaitu 25 BTC per blok. 

Di awal waktu halving terjadi, harga Bitcoin belum terlalu terpengaruh. Akan tetapi, setahun setelahnya (tahun 2013) mulai terlihat peningkatan nilai aset yang signifikan. Bahkan, penggiat cryptocurrency meraup untung besar. Bagaimana tidak? Nilai aset Bitcoin meroket hingga 9.600%, dari sebelumnya US$12 menjadi US$1.160.

Meski ada penurunan di awal tahun 2015, Bitcoin kembali merangkak naik di periode akhir tahun atau sekitar sembilan bulan sebelum periode halvening kedua Bitcoin, tepatnya Oktober 2015. 

c. Halving Kedua

Melihat fluktuasi nilai aset yang telah terjadi di momen halving pertama, investor cryptocurrency menanti-nanti datangnya periode halving kedua. Meski imbalan miner hanya menyentuh angka 12,5 BTC per blok, penambang tetap antusias menunggu. 

Jika satu koin BTC memiliki nilai setara dengan US$600 sebelum periode halving kedua, nilainya melonjak tajam pada bulan-bulan setelahnya, yaitu hampir mencapai US$20.000 per Desember 2017. Bayangkan berapa keuntungan yang diraup oleh penambang? 

BTC mengalami kenaikan nilai hingga 3.000%. Walaupun persentase kenaikan masih kalah tinggi dibandingkan periode halving pertama, penambang malah mendapatkan cuan lebih banyak di momen halvening kedua ini. Pasalnya, nilai uang yang diterima lebih menjanjikan. 

d. Halving Ketiga

Periode halving ketiga baru saja terlewati tahun lalu, yaitu Mei 2020. Pada masa ini, imbalan miner kembali menurun dari 12,5 menjadi 6,25 BTC. Sama seperti periode-periode sebelumnya, halving ketiga ini tidak langsung memberikan dampak kenaikan nilai aset BTC. 

Bahkan, Bitcoin sempat mengalami penurunan nilai dua bulan sebelum momen halvening. Hal ini disebabkan oleh guncangan ekonomi akibat pandemi Covid-19 yang sedang dihadapi dunia. Saat itu, Bitcoin menurun 30%, dari US$8.901 ke US$6.206. 

Akan tetapi, lima bulan setelah periode halvening, Bitcoin kembali menguat hingga US$13.200. Nilai ini tetap bertahan hingga awal 2021. 

Saat ini, fluktuasi nilai Bitcoin memang terus terjadi. Namun, periode halving berikutnya pasti akan kembali mengulang sejarah. Kenaikan nilai BTC sudah pasti tidak akan terelakkan. Yuk, sabar menanti periode halving Bitcoin keempat tahun 2024 mendatang. 

Related Posts

Leave a Comment