Dalam beberapa tahun belakangan, cryptocurrency terus mewarnai kolom-kolom berita di berbagai media cetak dan online. Hal ini merupakan sebuah fenomena yang wajar karena mata uang Kripto sedang naik daun sebagai alat instrumen investasi paling potensial di masa depan.
Faktanya, meski perekonomian dunia terguncang oleh pandemi Covid-19, cryptocurrency tetap mampu bertahan bahkan bertumbuh sepanjang tahun 2020. Tercatat pada Juni 2020 lalu, Indodax—salah satu platform Kripto Indonesia—mengabarkan terjadinya kenaikan hampir mencapai 100% dalam kurun waktu satu hari untuk koin Doge. Sebaliknya, menurut laporan Infovesta Utama, investasi reksadana terlihat menunjukkan performa negatif pada bulan dan tahun yang sama.
Namun begitu, sejak awal tahun 2021 hingga tulisan ini dibuat, Bitcoin dan Altcoin lain agaknya berada dalam posisi kurang baik karena terekam mengalami penurunan nilai sampai-sampai investor kalang kabut merugi. Akankah kondisi ini berkelanjutan? Atau malah bakal berbalik menguat hingga jutaan dolar? Mari lihat Kripto lebih dekat! Lalu, simpulkan sendiri prediksi bagaimana masa depan crypto versi Anda!
Baca juga: Passive Income Aset Crypto, Minim Risiko? Nih, Staking Crypto!
Sekilas tentang Cryptocurrency

Mengutip CNN Indonesia, cryptocurrency atau mata uang Kripto merupakan aset digital yang digunakan sebagai alat tukar secara virtual menggunakan kriptografi. Mata uang ini sendiri mulai dikenal oleh masyarakat luas sejak tahun 2009.
Saat itu, Satoshi Nakamoto meluncurkan Bitcoin sebagai jenis Kripto pertama kali. Beberapa tahun setelahnya, ratusan hingga ribuan jenis cryptocurrency lain (disebut Altcoin) mulai bermunculan, seperti Ethereum, Litecoin, Dogecoin, Ripple, dan lainnya.
Tren Harga Crypto dari Tahun ke Tahun
Setelah lebih dari 2 dasawarsa, Cryptocurrency tetap jadi primadona para investor dibandingkan instrumen investasi lainnya. Hal ini disebabkan oleh tren harga Kripto yang cenderung meningkat tiap waktunya.
Contohnya adalah Bitcoin (BTC). Sebagai mata uang Kripto tertua, BTC hanya bernilai kurang dari 1 dolar Amerika pada tahun 2009 atau setara dengan 14 ribu rupiah saja. Akan tetapi, nilai Bitcoin telah melambung tinggi karena telah mencapai angka setengah miliar per Januari 2021. Coindesk menyatakan kalau 1 BTC pada tanggal 8 Januari 2021 memiliki harga sebesar US$ 38.443,89. Jika dirupiahkan, satu koin BTC bernilai Rp538.512.811. Bisa lihat pertumbuhannya yang sangat signifikan?
Meski terlihat bertumbuh, Cryptocurrency tetap saja menghadapi penurunan nilai. Bila dirunut masa-masa ini telah terjadi beberapa kali, antara lain tahun 2013 (dari US$1.079 ke US$760), 2014 ( dari US$920 ke US$580), 2015 (dari US$600 ke US$315), dan seterusnya. Rollercoaster harga ini terus berlanjut hingga sekarang tahun 2021.
Naik turunnya tren harga Kripto ini tentu dipengaruhi oleh banyak hal. Apa saja?
Faktor Rollercoaster Nilai Aset Kripto
Dua hal yang dinilai paling mempengaruhi perubahan harga aset Kripto adalah investor dan risiko.
a. Investor
Bergabungnya perusahaan-perusahaan jasa keuangan “raksasa” dunia secara tidak langsung meningkatkan nilai koin Kripto.
Fidelity Investments adalah perusahaan jasa keuangan multinasional Amerika pertama yang memutuskan untuk masuk ke pasar cryptocurrency pada Oktober 2018 lalu. Fidelity menghadirkan layanan kustodian melalui anak perusahaan bernama, Fidelity Digital Assets Services LLC. Lalu, Agustus 2020, Fidelity mulai membuka peluang investasi Kripto dengan minimal pembelian US$100.000 bagi para investornya.
Kesuksesan Fidelity Investments menggelitik perusahaan jasa keuangan besar lainnya, seperti JP Morgan, Paypal, Goldman Sachs Group Inc, dan lainnya. Dengan makin bertambahnya jumlah institusi yang turut andil dalam investasi produk cryptocurrency, bukan tidak mungkin menjadi gambaran bagi bagaimana masa depan crypto. Setidaknya dalam puluhan tahun mendatang mata uang digital akan terus berkembang dan bertumbuh.
Bukan hanya itu, promosi besar-besaran dari tiap institusi besar ini pun memberikan dampak langsung terhadap minat investor baru Kripto. Terbukti penggiat mata uang digital ini makin bertambah seiring banyaknya perusahaan yang membuka peluang investasi Kripto. Kementerian Perdagangan mencatat jumlah investor Kripto Indonesia telah menembus 6,5 juta akun pengguna. Jika jumlah investor di satu negara saja sudah sebesar itu, bayangkan seberapa besarnya pasar Kripto dunia.
Maka dari itu, sudah sewajarnya bila harga cryptocurrency cenderung meningkat dari masa ke masa. Ya, sesuai dengan Hukum ekonomi, semakin tinggi permintaan pasar, makin tinggi pula harga produk yang ditawarkan.
Namun begitu, Anda tetap perlu waspada karena bisa saja investasi Kripto ini membuat buntung atau merugi besar-besaran. Pasalnya, masih ada risiko tinggi yang menghantui para investor.
b. Risiko
Hal pertama yang tidak bisa dihindari adalah isu keamanan investasi. Bermain secara digital membuat mata uang Kripto rentan pencurian juga penipuan. Bahkan, untuk wallet yang diklaim aman sekalipun, oknum peretas masih bisa menemukan titik lemah dari sistem keamanan dompet.
Selain itu, tingginya tingkat volatility Kripto juga berkontribusi besar dalam pemberian risiko terhadap investor. Untuk diketahui, volatilitas adalah data ukuran statistik yang digunakan untuk menggambarkan tingkat fluktuasi harga aset tertentu dalam satu periode perdagangan.
Mengambil contoh dari dua jenis koin besar Kripto, berdasarkan informasi dari buybitcoinworldwide.com, volatility index Bitcoin mencapai 3.51% dan Ethereum 9,41%. Nilai ini jelas sangat besar bila dibandingkan dengan tingkat volatilitas emas yang hanya 1,2% saja. Dengan nilai volatilitas tersebut, itu artinya Kripto jadi instrumen investasi yang cukup berisiko.
Jika melihat perkembangan permintaan pasar dan kepercayaan institusi dalam berinvestasi Kripto, sangat mungkin instrumen ini akan bertumbuh hingga mencapai nilai 1 juta dolar puluhan tahun mendatang.
Setujukah Anda dengan prediksi bagaimana masa depan crypto di atas?
Baca juga: Bakalan Boom! Nih, Perkembangan Cryptocurrency Di Indonesia